Beijing - Jika Anda berwisata ke kota Beijing, China, di bulan Ramadan, jangan lupa untuk singgah dan berbuka puasa di Masjid Niujie. Masjid ini merupakan masjid tertua dan bersejarah di kota tersebut. Menjelang magrib, puluhan warga muslim Beijing berkumpul di tempat ini untuk berbuka puasa bersama.
Wartawan detikcom Nurseffi Dwi Wahyuni berkesempatan mengunjungi masjid ini pada hari kedua ramadan, Kamis (12/8/2010). Masjid ini memiliki ciri khas tersendiri . Yang paling menarik, di masjid ini tidak ada azan dan iqamat. Masuknya waktu magrib dan akan dimulainya salat berjamaah, hanya ditandai dengan bunyi bel, sebagai pengganti azan. Mengapa tak ada azan? Sepertinya, begitulah peraturan pemerintah di daerah ini.
Seusai bel berbunyi, para jamaah akan berkumpul untuk mendapatkan ta'jil berupa teh tawar hangat, air putih, kurma, roti, kue kering dan buah pear. Persaudaraan sesama muslim sangat kental, meski ada beberapa jamaah yang datang ke masjid dari negara asing dan tidak bisa berbahasa Cina.
Setelah jamaah berbuka dan bercengkerama, terdengar bunyi bel selanjutnya, sebagai tanda waktu melaksanakan salat magrib. Semua jamaah lantas segera masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan salat.
Tidak seperti di Indonesia, jamaah laki-laki dan perempuan di masjid berusia lebih dari seribu tahun ini, ditempatkan di lokasi berbeda. Perbedaan lainnya, di dalam masjid disiapkan kursi dan meja untuk membantu para jamaah yang sudah lansia ketika mereka salat.
Tidak ada salat berjamaah di ruang sembahyang jamaah perempuan. Jadi, jika Anda ke masjid ini, tidak perlu menunggu imam untuk memimpin salat berjamaah, dan segeralah melaksanakan kewajiban anda.
Usai salat magrib, Anda akan diajak untuk berkumpul dan makan makanan berat oleh pengurus masjid. Menu malam itu cukup banyak yaitu teh tawar, air putih, susu, telor rebus, burger berisi telor dadar, bakpau, dan roti berisi daging berbumbu khas China, serta masih banyak lagi yang lainnya.
Masjid Niujie dibangun pada tahun ke 14 masa pemerintahan Tonghe dari dinasti Liao oleh dua orang asal Arab. Masjid ini berada di Niujie, distrik Xuanwu, Beijing. Dinamakan Niujie atau jalan sapi karena warga di wilayah ini menjual masakan halal, terutama yang menggunakan daging sapi.
Berada di area kompleks seluas kurang lebih 6.000 meter persegi, bangunan masjid ini memperlihatkan campuran dua kebudayaan Islam dan Cina. Dari luar, arsitektur bangunan ini tidak seperti layaknya masjid di Indonesia, namun lebih terlihat seperti kuil dengan gaya China yang kental. Sementara di dalam mesjid budaya Arab dan Cina tampak dipadukan.
Gerbang masuk menuju ke dalam kompleks masjid Niujie berhadapan dengan tembok besar sepanjang sekitar 40 meter yang dihiasi marmer berwarna putih. Interior bangunan didekorasi dengan sentuhan Arab yang tidak menampilkan figur hewan dan manusia.
Niujie sendiri dikenal sebagai kawasan padat berpopulasi muslim terbesar di Beijing. Data terakhir memperlihatkan terdapat sekitar 13 ribu warga muslim yang bermukim di kawasan ini.
Sumber : http://ramadan.detik.com
Terimakasih banyak bagi sobat yang telah menyempatkan diri dan waktu'a untuk berkunjung ke blog saya ini http://chilao-28.blogspot.com/ thx banget semoga hari" anda sukses ... Amin ...
0 komentar:
Posting Komentar
hay sobat ... tolong berkomentar dengan baik yah ...
Karna Blog ini Dofollow ...
Ehehe ...
oke ...